Saya pernah dengar nama ini, lama sekali, mungkin waktu kecil, tapi belum pernah lihat penampakkannya apalagi bikin.
Lontong Paris, namanya mewah sekali. Namun tidak ada hubungannya dengan kota Paris apalagi beras yang dikukus dengan kulit pisang, hanya bentuk saja yang lonjong seperti lontong. Mungkin karena taburan kacangnya yang nampak mewah maka dianalogikan sebagai negeri romantis seperti Paris. Entahlah.
Kreatif sekali penciptanya, padahal cuma adonan semprit biasa tapi dibuat menjadi cantik sekali.
Adonan:
Versi Gluten-free (dipanggang suhu 150°C)
125 gram margarin
20 gram gula halus
2 buah kuning telur
¼ sdt ekstrak vanila
10 gram maizena
10 gram susu bubuk
150 gram tepung singkong (Ladang Lima)
Versi Gluten (dipanggang suhu 160°C)
250 gram margarin
200 gr gula halus
2 bh kuning telur
2 sdm susu bubuk
1 sdm maizena
Vanili secukupnya
400-450 gram tepung terigu, ayak
Lapisan Karamel:
Gula pasir
Kacang tanah kupas kulit (saya pakai kenari), sangrai, cincang/haluskan dengan food processor. Letakkan dalam wadah.
Cara Membuat:
Kocok margarin dan gula halus hingga pucat tapi tidak terlalu putih. Masukkan kuning telur, kocok. Masukkan semua bahan kering sedikit demi sedikit. Aduk rata dengan spatula.
Pulung adonan dengan plastik hingga berdiameter sebesar jari. Potong sepanjang 5 cm atau sesuai selera. Panggang 150°C selama 30 menit atau hingga matang. Dinginkan.
Cara membuat lapisan caramel (hari berikutnya):
Lelehan gula pasir beberapa sendok makan air dengan api kecil dalam wajan kecil. Biarkan gula meleleh dan berwarna keemasan. Aduk perlahan. Selanjutnya masukkan kue kering satu persatu dan balurkan dengan karamel hingga semua bagian kue tertutup karamel.
Segera gulingkan kue berbalut karamel ke wadah berisi kacang cincang.
Diamkan hingga dingin. Angkat.
Setelah pakai, wajan dibilas dengan air panas hingga bersih. Ulangi pembuatan karamel.
Ulangi pembuatan karamel dan pembaluran kacang.