Kok bisa? Sponge cake macam apa itu?
Bisa banget, sponge cake yang kalo bikinnya gagal terus hahahaha.
Yup. Gagal dalam baking tidak jarang saya alami dan saya mafhum selama dalam proses belajar ini. Tapi kalo untuk orderan ya pasti stress dong. Dang ding dong.
Ini bukan kali pertama saya mengalami gagal baking dalam mengerjakan order. Musim Natal kemarin, kukis favorit saya mbeleber abis. Awalnya saya curiga, bahwa penggantian merk coklat penyebab utamanya. Namun setelah diganti, masih juga mbeleber. Akhirnya saya berkesimpulan bahwa ada salah satu merk bahan lain yang sepertinya tidak cocok untuk jenis panggang.
Begitu juga waktu saya mengerjakan orderan kue ulang tahun berjenis sponge untuk pertama kali, enak tapi ngga ngembang. Dan kali ini kejadian lagi, beberapa hari lalu saya menghabiskan 36 telur demi menaklukkan 1 loyang ukuran 24 cm cake berjenis busa lembut ini. Gila ya. Engga sih, kalo ngga gitu saya ngga belajar.
Kegagalan ini sempat membuat saya panik karena orderan berbarengan dengan rencana barbeque penutupan arisan keluarga di penghujung tahun 2010 dimana saya sudah berjanji untuk membawa kentang panggang, mixed vegetables dan sudah niat bawain kue untuk dessertnya. Duh, rempong deh. Bagusnya, hiasan sudah saya siapkan jauh hari sebelumnya walaupun hasilnya sangat sederhana. Alhasil, multitasking dalam semalam dibantu asisten dan suami.
Sehari sebelum tanggal pengiriman, saya konsultasi dengan Mbak Eka Arei, NCC, sekaligus membedah isi milis NCC dan tanya-tanya sama chef Google yang membawa saya ke laman ini.
Stres? Iya. Karena semakin saya berhati-hati, faktanya semakin besar kemungkinan gagal. Aneh memang, sebab ketika saya bikin cake pumpkin yang serupa tapi tak sama, atau sponge cake untuk caramel mousse ini, berhasil dan oke-oke aja tuh. Jadi kesimpulannya memang bikinnya harus selebor tapi tenang dan pede, karena pikiran juga punya andil menentukan kesuksesan dalam baking. *ambil pulpen, catat*
36, banyak amat sih?
Jadi ceritanya saya mau pake resep ini yang telurnya butuh 12 butir per resep. Adonan pertama, hasilnya seperti ini, saya gunakan 1 loyang tinggi yang niatnya tinggal belah. Tapi gagal.Kurang spongy dan agak keras, meskipun rasanya enak.
Setelah konsultasi, besoknya saya buat adonan kedua, menggunakan 3 loyang pendek – mendadak beli di toko loyang – dan hasilnya seperti kulit kambing yang baru dikuliti. Tepung menggumpal dan adonan keburu turun karena terlalu lama di pengadukan. Gagal abis! Dan saya masih belum menyerah dengan cake penuh perjuangan ini. Jam 10 malam saya minta asisten beli 1 kilo telur lagi 😀
Tibalah pada adonan ketiga, saya sudah mulai cuek. Mau tahu bagaimana akhirnya saya berhasil menaklukkan sponge cake hingga mengembang dengan sukses?
Ini trik yang saya lakukan, kemungkinan sedikit sesat tapi berhasil.
- Sementara menyiapkan telur dan bahan lain, mangkuk mixer saya simpan di atas oven panas biar hangat dan mempercepat pengembangan telur nantinya. Atau rendam dengan air hangat selama pengocokan *males banget*.
- Telur saya kocok berbusa dulu sebelum memasukkan gula secara bertahap untuk kemudian membiarkan standing mixer bekerja. Hampir 1 jam dengan sistem antri. Sementara saya siapkan bahan kering sambil mencairkan mentega.
- Emulsifier saya masukkan bertahap, saat berbusa, mulai mengembang dan mengembang, bergantian dengan gula. Saya pake gula pasir halus (sudah capek ngeblender :p).
- Saat mulai putih, saya masukkan vanilla esen, lalu saya biarkan mixer bekerja sampai adonan kaku. Tes dengan menyendokkan sedikit adonan lalu membaliknya. Jika adonan menetes lambat, artinya udara sudah cukup masuk. Pastikan adonan telur benar-benar mengembang 2 kali lipat, putih dan kaku kental berjejak.
- Bahan kering yang sudah diayak saya sendokkan sedikit-sedikit ke pinggir mangkuk adonan dengan mixer kecepatan rendah sampai rata (saya pakai Phillips).
- Proses mixer saya hentikan, adonan saya pindah ke baskom besar. Saya merelakan sedikit adonan yang terbuang akibat pindah tempat.
- Sisa bahan kering saya ayak dalam 3 tahapan di tengah adonan lalu saya aduk menggunakan tangan, bukan spatula atau sendok kayu ya. Cara ini adalah tips yang diberikan seorang chef kepada saya untuk memastikan tepung tidak bergumpal. Aduk rata perlahan tapi pasti.
- Terakhir, mentega cair saya tuang perlahan ke pinggir baskom, lalu saya aduk balik (angkat dan balik) masih dengan tangan. Berhasil, 3-4 kali aduk. Selesai.
- Pindahkan ke 3 loyang ukuran sama dan panggang 15-18 menit sampai permukaannya set dengan api 180’c.
Voila! Sukses.
Jika adonan ketiga ini masih juga gagal, sepertinya saya yang gila hahahaha.
Selamat mencoba dan jangan menyerah ya.
Salam sponge cake.
Pingback: goodiebake™ » Mocha Parfait
Maaf mbak saya hampir putus asa dalam sehari saya juga menghabiskan sepapan telur.dan besoknya 5 butir lagi.hanya utk memuaskan rasa penasaran knp spongecake selalu dibagian bawahnya keras dan atasnya lembut dan enak.akhirnya setelah 35 butir dan trnyata…gagal lagi😢😢semua petunjuk bersihkan wadah.jambul petruk.aduk balik sudah lengkap dipelajari.apakah ini pertanda mmg gak bakat tp dipaksakan😢
LikeLike
Hihihi, kemungkinan besar minyak belum tercampur rata, atau terlalu lama aduk balik sehingga keburu turun. Cara lain bikin sponge cake adalah kocok semua bahan sekitar lima menit, baru masukkan minyaknya. Atau kocok sekaligus kalau pake lemak padat (margarin/mentega). Ayo kamu bisa!
LikeLike